Desa wisata Sintuak adalah desa wisata yang kaya akan cerita sejarah dan budaya serta kearifan lokal yang unik. Di desa wisata ini pernah terjadi perang melawan tentara Belanda yang dikenal dengan Perang Sintuak yang terjadi pada tahun 1947 sampai dengan 1949. Berbagai peninggalan sejarah perang ditemukan dan disajikan oleh desa wisata ini dalam sebuah museum rakyat yang diberi nama Museum Perang Sintuak.
Selain itu, desa wisata Sintuak memiliki keunikan dan kekayaan budaya lokal yaitu sebagai pusat pelatihan beruk yang diberi nama Pasa Talaok Baruak yang telah berlangsung turun temurun. Di pasar ini terjadi transaksi jual beli beruk yang telah terlatih untuk pemetik kelapa dengan proses transaksi harga dalam tradisi "bauluak" yang menjadi paket wisata di desa wisata ini.
Bermacam kuliner dan souvenir yang bersumber dari bahan baku utama usaha ekonomi masyarakat desa wisata yaitu ubi, juga disajikan bagi pengunjung di desa wisata ini. Pokdarwis setempat mengemasnya dalam wisata edukasi yang dapat dinikmati wisatawan.
Bukan hanya itu, berbagai peninggalan sejarah juga menjadi bagian yang disajikan untuk dikunjungi seperti tugu batas perjanjian Renville, makam sejarah, lubang jepang dan sebagainya.